Langsung ke konten utama

Pesona Sanghyang Heuleut


Dilihat dari segi geografis dan sejarahnya, Danau Sanghyang Heuleut ini merupakan sebuah danau yang mengalir pada arus Sungai Citarum Purba. Danau Sanghyang Heuelut ini masih dalam satu rangkaian cerita dengan tempat Sanghyang Tikoro dan Sanghyang Poek.

Bisa dibilang, Danau Sanghyang Heuleut ini adalah sebuah danau purba yang masih bisa kita lihat dan kunjungi. Hal itu dibuktikan dengan banyaknya terdapat bebatuan besar yang terbentuk dari hasil letusan Gunung Api Purba yang bernama Gunung Sunda. Danau ini terselamatkan dengan hadirnya bendungan Saguling yang masih menjadi sumber air dari Danau Sanghyang Heuleut ini.
Lokasi Danau Sanghyang Heuleut
Tempat ini berlokasi di Kecamatan Saguling dan tepatnya berada di kawasan PLTA Saguling. Untuk mencapai lokasi ini bisa diakses menggunakan kendaraan roda dua dan roda empat. Patokan yang paling mudah adalah PLTA Saguling. Dan tempat ini berada sekitar 5 km dari gapura utama PLTA Saguling.
Untuk mencapai lokasi Danau Sanghyang Heuleut ini harus dengan berjalan kaki karena kendaraan tak bisa masuk. Yang perlu dilakukan adalah sampai ke lokasi PLTA Saguling yang terdapat pipa raksasa. Dari lokasi ini dilanjutkan dengan berjalan kaki ke arah hutan dan berjalan melawan arus sungai. Perjalanan kurang lebih sekitar 1 Km dan di ujung akan menemukan sebuah gunung kecil yang terdapat gua Sanghyang Poek.



Karena letaknya yang tersembunyi di ujung sungai. Danau Sanghyang Heuleut ini bagaikan sebuah surga tersembunyi. Belum banyak yang mengetahui mengenai keberadaan danau Sanghyang Heuleut ini. Tak ada yang mengira bahwa di ujung sungai dengan airnya yang cukup deras kala musim penghujan, banyaknya batu-batu besar dan dikelilingi hutan lebat terdapat sebuah danau indah yang tertutup oleh bebatuan besar.
Danau Sanghyang Heuleut ini sangatlah indah karena tertutup oleh bebatuan yang tinggi menjulang layaknya sebuah mangkuk yang berisi susu yang manis. Selain itu danau ini memiliki air yang jernih berwarna hijau dan terdapat air terjun kecil sebagai sumber air yang mengisi danau. Danau ini pun dikelilingi oleh rimbunnya pepohonan yang menyejukkan. Tak salah memang tempat ini dijuluki sebagai "Hidden Paradise di Bandung Barat?"
Konon, cerita warga lokal di sekitar danau berwarna unik yang berada di Kecamatan Saguling, Cipatat, Bandung Barat ini Sanghyang Heuleut dulunya merupakan persinggahan para bidadari yang ingin mandi. Mereka datang melalui pelangi yang indah yang biasa muncul di spot cantik ini.
Tak hanya bidadari dari khayangan yang sering ‘mampir’, Dayang Sumbi nan cantik yang biasa kita temui di cerita rakyat Sangkuriang dipercaya menjadikan danau ini sebagai tempatnya mengambil air untuk minum, mandi dan mencuci pakaian. Sungguh danau memesona ini menyimpan banyak kisah yang menjadikannya kian istimewa.
Tak diketahui secara jelas dan gamblang asal muasal nama danau berkedalaman kurang lebih 3 meter ini. Namun, jika diartikan dari namanya secara perkata, yakni Sanghyang yang memiliki makna “tempat yang suci”, sedangkan Heuleut yang berarti “jeda atau selang diantara dua waktu”.
Sanghyang Heuleut memang dianggap tempat suci bagi warga sekitar. Maka sebaiknya, saat kamu berkunjung kemari jagalah tingkah laku serta perkataan, jangan sampai kamu tertimpa sesuatu hal yang tidak diinginkan. Ditambah lagi lokasi ini jauh dari pemukiman warga, hanya beberapa warga saja yang biasanya sedang berenang kemari.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Pesona Pantai Karang Hawu Sukabumi

Photo by  Zian Lutfiana Sukabumi Jawa Barat memiliki sejuta pesona wisata yang sangat menarik, yaitu Pantai Karang Hawu yang sangat indah ini. Dengan ciri khas tebing yang menjorok ke laut disini kita bisa menikmati pemandangan yang indah, udara yang sejuk serta hamparan pasir yang luas serta deburan ombak yang menghantam karang menambah pesona keindahan di pantai ini. Lokasinya dekat dengan kawasan wisata Palabuhan Ratu yaitu terletak di desa Cikakak, Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Berjarak 73km dari pusat kota. Akses sangat mudah, bisa menggunakan kendaraan umum atau pribadi, jika menggunakan kendaraan umum bisa dari terminal Palabuhan Ratu dengan waktu tempuh kurang lebih 20 menit. Serta harga tiket masuk pantai yang masih relatif murah, sangat cocok bagi Anda untuk menhabisakan waktu luang di pantai ini. Nama Karang Hawu berasal dari adanya gugusan batu karang yang menyerupai hawu atau tungku di lokasi itu.

Eksplorasi Aliran Lahar Purba Gunung Sawal.

Berawal dari Laporan Petuangan Anak-anak dari Kawali yang tidak sengaja menjelajah di Cikupa,dan menemukan lokasi ini yang diduga sebagai pembekuan lava yang merekah membentuk lempeng ( Sit Joint ) yang tampat jelas dari foto yang ditunjukkan kepada tim GenPI Ciamis, kami dibuat penasaran dan berinisiatif untuk mencari informasi lebih dalam mengenai lokasi ini. Membangunkan Fajar, menerjang kabut tim Generasi Pesona Indonesia Kabupaten Ciamis bersama Dinas Pariwisata Kabupaten Ciamis, menindak lanjuti penemuan dan laporan mengenai bebatuan yang terbentuk rapih di Lembah Kaki Gunung Sawal, lokasi tersebut berada di Desa Cikupa Kecamatan Lumbung Kabupaten Ciamis, sekitar 10 menit jarak tempuh dari Taman Surawisesa Kawali, dengan kekuatan 6 orang anggota GenPI Ciamis, 3 Orang Mahasiswa Geologi , 5 Orang penemu lokasi batuan ini, karena berada di Lembah Gunung Sawal dan ditemukan bebatuan yang dikuatkan oleh Pendapat Arkeolog bernama Pak Lutfi yang dihubungi oleh Kepala Dinas Pariwisa

Tour De Linggarjati Kuningan Jabar

Tour de Linggarjati adalah even olahraga internasional, khususnya untuk balap sepeda di Indonesia. Berdasarkan waktu penyelenggaraan, pertama adalah Tour de Singkarak, Tour de Ijen, Tour de Flores, dan Tour de Linggarjati. Berlokasi di Kabupaten Kuningan, Jawa Barat, gelaran ini akan berlangsung pada 01-03 Desember mendatang. Deputi BP3N dalam sambutannya di Balairung Soesilo Soedarman, Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata, Jkt, Kamis (13/7/2017) . Bupati Kuningan H Acep Purnama mengatakan, Kabupaten Kuningan telah menetapkan pariwisata sebagai sektor unggulan. Berbagai upaya mengoptimalkan potensi wisata yang dimiliki terus dilakukan di antaranya menggencarkan promosi serta peningkatan kualitas destinasi termasuk aksesibilitas. “Kami memiliki 14 obyek wisata yang sudah tertata dan puluhan lainnya yang mempunyai potensi pengembangan, 8 event budaya tahunan, 4 situs sejarah dan didukung oleh sarana akomodasi 37 hotel dan penginapan,” kata Acep Purnama. “Melalui